Seberapa parahkah kesenjangan sosial di ibu kota?









Kerangka Karangan

Tema/topik        : Kesenjangan sosial

Judul                  : Seberapa parahkah kesenjangan sosial di ibu kota?

Pembuka (latar belakang)           :
  • Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di daerah perkotaan
  • Melajunya tingkat urbanisasi dan kurangnya lapangan pekerjaan
  • Perilaku yang belum adil terhadap sebagian masyarakat  
  • Banyak cara yang dilakukan individu dalam menyambung kelangsungan hidup
     
Isi                         :
  • Faktor
  • Dampak
  • Data kesenjangan sosial
  • Pendapat
Penutup             :
  • Solusi
  • Saran


Seberapa parahkah kesenjangan sosial di ibu kota?


Indonesia khususnya Ibu Kota Jakarta memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dengan jumlah penduduk saat ini sebesar 12 juta 700 ratus ribu jiwa. Jumlah kelahiran kota Jakarta menunjukkan rata-rata sekitar seribu penduduk pertahun dan dari tahun ke tahun tingkat kelahiran di Jakarta semakin meningkat. Pada masalah sosial di Jakarta, pertumbuhan penduduk yang melonjak membuat kota Jakarta tidak bisa menampung masyarakat yang terus berdatangan setiap tahunnya khususnya pada hari raya besar seperti hari raya idul fitri, banyak penduduk Jakarta yang membawa sanak saudara mereka untuk kembali ke Jakarta.

Semakin berkembang suatu kota, maka tingkat urbanisasinya semakin tinggi. Tidak hanya pada kota utama (capital city) saja, namun juga pada kota-kota menengah (secondary city). Proses urbanisasi sendiri terjadi bukan hanya akibat dari perpindahan penduduk dari perdesaan ke perkotaan (migrasi), namun juga termasuk pertumbuhan alamiah penduduk perkotaan, perluasan wilayah perkotaan maupun perubahan status wilayah dari daerah perdesaan ke perkotaan (reklasifikasi).

Urbanisasi saat ini lebih banyak disebabkan oleh proses migrasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar didorong oleh alasan utama ekonomi. Ketersediaan lapangan kerja di perkotaan mulai dari tenaga kasar hingga profesional dengan upah yang tinggi menjadi faktor penarik bagi penduduk desa. Demikian juga kehidupan modern dengan berbagai fasilitas umum yang memadai menjadi magnet bagi wilayah perkotaan.

Perilaku yang kurang adil terhadap sebagian masyarakat, sehingga banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan. Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian terbesar dibandingkan dipedesaan.mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik dari pada kehidupan didesa. Namun, pada kenyataanya kehidupan dikota tidak sebaik yang mereka bayangkan.

Banyak penduduk yang rela melakukan apa saja untuk bisa bertahan hidup di Jakarta contohnya seperti menjadi pengemis, pengamen, bahkan PSK. Tetapi yang menjadikan masalah adalah bukan bagaimana caranya untuk bisa bertahan hidup tetapi jumlah mereka yang terus menerus bertambah setiap harinya. Dengan banyaknya pendatang di Jakarta yang memaksa mereka sendiri untuk bisa bertahan hidup, membuat para masyarakat juga terganggu akibat dari kasus seperti pencopetan, tukang todong, begal dan lain-lain.


Faktor-faktor penyebab terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat adalah
  1. Perbedaan sumber daya alam
  2. Kebijakan pemerintah
  3. Pengaruh globalisasi
  4. Faktor demografis
  5. Ketidak merataan pembangunan daerah
  6. Sedikitnya mobilitas sosial

Dampak kesenjangan sosial sendiri yaitu
  1. Kemiskinan dan pengangguran
  2. Target pasar yang tidak jelas
  3. Sulit mencari tenaga kerja yang kompeten
  4. Maraknya tindak kejahatan 
Presentase penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2018 sebesar 3,57%. Gini ratio DKI Jakarta pada bulan Maret 2018 diperkirakan sebesar 0,394.

Salah satu strategi khusus dalam penanggulangan kemiskinan adalah dengan integrasi program kemiskinan,yaitu denganpelaksanaan perlindungan sosial didasarkan padapendekatan siklus hidup (life-cycle), penerima bantuan menerima manfaat lengkapkarena bersifat single targeting frameworkuntuk intervensi kemiskinan secara holistik, dan mendorong pengembangan pelayanan satu pintu dan implementasi bantuan sosial non-tunai.

“Studi empiris menunjukkan kalau kita mengintegrasi program-programkemiskinan, maka tingkat kemiskinan dapat turun sebanyak dua persen. Sekarang tingkat kemiskinan kita sepuluh persen, harusnya bisa jadi delapan persen. Harus ada upaya pengintegrasian supaya penurunan kemiskinan lebih cepat,” ujar Menteri Bambang.

Solusi
1.       Agar pemerintah lebih memperhatikan kelangasungan hidup masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan
2.       Agar pengusaha-pengusaha membukakan lapangan kerja untuk masyarakat yang pendidikannya kurang menunjang kelangsungan hidup mereka
3.       Agar masyarakat mau berusaha dengan lebih keras dan giat lagi

Saran
Berdasarkan tulisan diatas menurut saya, agar kurangnya angka kemiskinan dan kesenjangan sosial yang terjadi di ibu kota pemerintah harus lebih merata dalam membangun dan memperhatikan lapangan kerja. Sehingga nantinya masyarakat di pedesaan tidak berfikiran bahwa di perkotaan saja yang bisa hidup nyaman dan berpenghasilan tinggi.



0 komentar:

Posting Komentar